Kamis, 23 Februari 2017

Teater adalah Peribadatan Suci



Latihan rutin di Panggung Putih (Pendopo) Unisma Bekasi


Bekasi, Tim Redaksi Teater Korek

Menuju malam persembahan pada 9 Januari 2017, Teater Korek terus menyiapkan diri. Para aktor pun mulai rutin berproses. Sepekan terakhir, intensitas dalam berlatih kian meningkat. Mereka memainkan tubuh tanpa naskah, sebab dari gerak yang diperagakan justru akan menciptakan teks. Koreografi yang ciamik diperlihatkan dalam setiap latihan yang dilakukan mulai sore hingga malam.

Tubuh dalam teater bukan semata soal fisik. Tetapi juga rasa dan pikir yang harus selalu diolah. Setiap aktor perlu memahami segala potensi yang terdapat di dirinya sendiri. Menjadi tidak bermakna saat tubuh pada sebuah pertunjukkan dilakukan dengan tanpa kandungan filosofis yang mendalam. Karenanya, modal dasar yang harus dimiliki aktor adalah tubuh.

"Ketika tubuh itu tidak lahir dari dalam, kita hanya akan menyaksikan bahwa aktor sedang menyajikan sebuah kebohongan. Misalnya, teriak tetapi seperti tidak terdengar apa-apa, tidak ada pesan yang terkandung di dalamnya, itu adalah kebohongan. Maka, yang harus diperhatikan bukan hanya dari sisi keterampilan atau belajar dari beragam literatur yang ada, melainkan dari tubuh itu sendiri," kata Lukman Hakim, salah seorang pelopor Teater Korek saat menghadiri sesi latihan, Jumat (30/12) malam.

Dia menambahkan, orang gila juga bisa dikategorikan sebagai pelaku teater. Sebab ada bahasa tubuh yang sering dilakukan untuk menarik simpati dari setiap orang yang melihatnya. Saat ini, teater seringkali diidentikkan dengan kegilaan semata. Maka itu, agar makna teater tidak disejajarkan dengan hal tersebut, perlu pengabaran ajaran dan gagasan.

Sebab, lanjut Lukman, teater pada mulanya adalah bagian dari peribadatan suci. Dilakukan di altar-altar rumah ibadah untuk mempersembahkan tubuh kepada Dewa. Seiring waktu berjalan, teater merupakan ekspresi kebudayaan yang harus dilakukan dengan jujur, bukan artifisial.


"Intinya dalam pementasan, tubuh harus utuh diberikan kepada penonton. Karena proses pemberian tubuh itu merupakan bagian dari peribadatan dan cita-cita luhur perteateran," pungkas pria yang akrab disapa Be'el itu.



Untuk melihat proses latihan yang dilakukan Teater Korek, sila klik disini.




(Diterbitkan pada Sabtu, 31 Desember 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar